Featured Post

Pasca Putusan MK, Gus Ipul Ajak PKB Mengakui dan Menerima Hasil Pemilihan Rakyat

Gambar
Walikota Pasuruan Drs.H Saifullah Yusuf saat memberi keterangan pers. (Foto:Bowo) Pasuruan-PaslineNews. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Drs.H Saifullah Yusuf kembali bersuara. Dia mengajak PKB mengakui dan menerima hasil pemilihan rakyat Indonesia, pasca Putusan MK menolak gugatan pilpres 2024 pada Senin (22/04). "Sebaiknya PKB mengakui dan menerima hasil pemilihan rakyat Indonesia. Bahwa ada keberatan-keberatan yang disampaikan,  tapi diterima dulu saja apa yang ada," kata H Saifullah Yusuf. Dia ingin setelah putusan MK ini PKB mengambil pelajaran . Bahwa langkah-langkah yang diambil tidak semuanya sesuai dengan aspirasinya warga NU. "Yang kita sesalkan kan  itu. Itu yang berulang-ulang saya sampaikan. Akhirnya terbukti. Buktinya di pilpres calon PKB kalah. Sekarang sudah selesai, jangan lari kemana-mana, kembali ke habitat aslinya, yakni NU," ucap Saifullah Yusuf yang juga Walikota Pasuruan di rumah dinasnya di Jalan  Panglima Besar Jendral

DPC PPP Kota Pasuruan Tetap Solid Pasca Turunnya Suharso Manoarfa Dari Ketua Umum DPP PPP

Kantor DPC PPP Kota Pasuruan, di Jl. dr. Wahidin Sudoro Husodo 188, Kota Pasuruan, Ketua Abdul Aziz dan Sekretaris Aris Ubaidillah (inside)


Pasuruan-PaslineNews

Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Pasuruan memastikan tidak ada dualisme kepengurusan paska diberhentikannya Ketua Umum PPP Suharso Manuarfa beberapa waktu lalu dan diganti Pelaksana tugas( Plt) Ketua Umum PPP  M. Mardiono.


Sekretaris DPC PPP Kota Pasuruan, H. Aris Ubaidillah menuturkan,  tidak ada dualisme kepengurusan pusat hingga tingkat cabang. Sebab, Suharso Manuarfa sudah legowo menerima dirinya turun dari kursi ketua umum.


"Pak Suharso sudah legowo setelah bertemu empat mata dengan Pak Mardiono beberapa waktu lalu. Beliau juga masih menjadi pengurus pusat tapi duduk sebagai apa kita tunggu nanti," ujar Aris Ubaidillah melalui ponselnya, Rabu (14/09/22).


Memang, lanjut Aris,  sempat muncul dua kubu pro kontra ketika  kegiatan workshop yang digelar selama tiga hari, memutuskan mengganti Suharso dan menunjuk M Mardiono sebagai pelaksana teknis ketua umum.


Suharso yang hadir dalam acara tersebut masih ngotot tidak mau diganti dan masih mengakui sebagai ketua umum. Sikap Suharso ini membelah menjadi dua kubu pro dan kontra. "Kondisi itu ramai di beritakan media. Sampai ada yang mengabarkan Pak Suharso dilempar botol. Itu tidak benar. Karena saya berada di lokasi dan menyaksikan langsung kegiatan itu," ujar Anggota Komisi-3 DPRD Kota Pasuruan ini.


Pada akhirnya, dinamika politik tersebut berakhir manis. Kedua tokoh  melakukan islah pada hari Senin (12/09) kemarin dan semua kembali menjadi satu. Hal itu  menunjukan  kapasitas dua tokoh sentral PPP sebagai politisi sejati yang mengedepankan kepentingan partai. 


"Semua berakhir sesuai harapan kita,  tidak ada dualisme sampai tingkat DPW bahkan tingkat DPC. Kita tetap solid satu komando Mardiono," tutup H. Aris Ubaidillah.


Diketahui,  Mardiono menggantikan Suharso Monoarfa menjadi Plt Ketua Umum atas keputusan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Banten, Minggu (4/9/2022). 


Usulan Pemberhentian Suharso disampaikan oleh 30 dari 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan.


Jabatan Plt. Ketua Umum PPP, M. Mardiono sudah disahkan Kemenkumham dan SK (Surat Keputusan)nya  telah diserahkan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta, Senin (12/9/09/22).

Komentar

  1. Semoga bisa lebih baik dan membawa manfaat maslahat untuk ummat

    BalasHapus
  2. kampoengtahfidzindonesia.com15 September 2022 pukul 10.08

    Semoga bisa lebih baik dan membawa manfaat maslahat untuk ummat

    Achmad Tajuddin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan