Featured Post
Junaedi, Sukses Budidaya Udang Vaname
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pasuruan-PaslineNews.
Budidaya udang vaname sekarang ini prospeknya sangat menggiurkan. Itu terlihat semakin maraknya petani tambak membudidayakan udang vaname. Di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan contohnya, hampir sebagaian besar petani tambak di sini membudidayakan udang vaname.
Junaedi (50) salah seorang petani tambak dan juga ketua kelompok budidaya tradisional 'Permasa Jaya' menuturkan, ketertarikan dirinya bersama teman-temannya membudidayakan udang vaname, karena pangsa pasarnya terbuka lebar, bibitnya mudah didapat dan memiliki daya tahan terhadap cuaca dan penyakit dibanding udang jenis lainnya.
Cara pengolahanya pada dasarnya sama dengan budidaya ikan jenis lainnya. Namun, cara pengolahan lahannya sedikit berbeda. Lahan yang sudah digali sesuai ukuran diberi hamparan plastik untuk menjaga agar air tidak cepat menyusut volumenya akibat meresap ke tanah. Tentu saja butuh modal ekstra untuk membeli plastik.
"Dengan dilapisi plastik, selain mencegah penyusutan air juga memudahkan pembersihan setelah panen. Untuk mulai tebar bibit lagi, tambak akan diisi air baru yang tingkat keasinannya (Salilitas) 25/mil," tuturnya saat rehat kerja di kantornya PDAM Kota Pasuruan, Jalan Erlangga, Kelurahan Purworejo, Kecanatan Purworejo, Kota Pasuruan, Senin (13//09).
Menurut kalkulasi Junaeidi, satu petak tambak seluas 1000 m2 membutuhkan biaya pengolahan lahan sekitar Rp 80 juta. Biaya tersebut untuk ongkos penggalian dan belanja alat-alatnya termasuk plastik. Tambak seluas itu, biaya produksinya dari tebar bibit hingga panen sekitar Rp 55 juta. Biaya tersebut untuk pengadaan 100 ribu bibit, obat, pakan, listrik dan honor pegawai.
Masa budidaya udang vaname selama 100 hari. Pada umur dua bulan sudah bisa dipenen. Namun yang diambil hanya 25% dari total tebaran 100 ribu bibit. Panen kedua pada saat usia 75 hari yang diambil 25 %nya. Kemudian 10 hari berikutnya dipanen kembali 25%nya hingga hari yang ke-100 di panem total.
"Masa budidaya udang vaname selama 100 hari. Di umur dua bulan udang sudah bisa dipanen hanya 25%nya. Kenapa harus diambil 25%? Sebab, diumur dua bulan berat total udang sudah mencapai satu ton. Untuk menjaga ruang makanya dipanen dulu sebanyak 25%nya. Tahapan panen tersebut berdasarkan pengalaman kami dengan menghitung berat per ekor udang, kita kalikan jumlah total tebaran bibit," terang Junaedi.
Udang vaname harus bebas dari penyakit, agar masa pertumbuhannya maksimal dan dari sisi pemasaran agar tidak terjadi penolakan pasar khususnya pasar eksport. Untuk mengatasinya, yang terbaik adalah langkah-langkah pencegahan. "Pertama, kita harus pandai memilih bibit. Pilih bibit yang bebas dari bakteri. Kedua, kondisi tempat harus stabil. Tingkat salilitas airnya harus 25/mil. Tingkat oksigen harus cukup, "jelas Junaedi yang juga menjadi pegawai PDAM Kota Pasuruan ini.
Pasaran komoditi udang vaname masih terbuka lebar. Sebagian besar masuk pasar ekspor. Begitu juga dengan permintaan pasar lokal juga masih luas." Sebagian besar hasil panen kami langsung diambil pabrik pengolahan ikan yang orientasi pasarnya eksport. Dipasaran lokal sendiri pedagang-pedagang besar biasanya langsung datang ke kami. Jadi kami tidak perlu repot menjual komiditas udang vaname ini. Harga saat ini cenderung stabli di angka Rp 52 ribu per kilo untuk udang isi 100 ekor per kilonya," tutup Junaedi.
Wartawan :Prqbowo.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar