Featured Post

Pasca Putusan MK, Gus Ipul Ajak PKB Mengakui dan Menerima Hasil Pemilihan Rakyat

Gambar
Walikota Pasuruan Drs.H Saifullah Yusuf saat memberi keterangan pers. (Foto:Bowo) Pasuruan-PaslineNews. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Drs.H Saifullah Yusuf kembali bersuara. Dia mengajak PKB mengakui dan menerima hasil pemilihan rakyat Indonesia, pasca Putusan MK menolak gugatan pilpres 2024 pada Senin (22/04). "Sebaiknya PKB mengakui dan menerima hasil pemilihan rakyat Indonesia. Bahwa ada keberatan-keberatan yang disampaikan,  tapi diterima dulu saja apa yang ada," kata H Saifullah Yusuf. Dia ingin setelah putusan MK ini PKB mengambil pelajaran . Bahwa langkah-langkah yang diambil tidak semuanya sesuai dengan aspirasinya warga NU. "Yang kita sesalkan kan  itu. Itu yang berulang-ulang saya sampaikan. Akhirnya terbukti. Buktinya di pilpres calon PKB kalah. Sekarang sudah selesai, jangan lari kemana-mana, kembali ke habitat aslinya, yakni NU," ucap Saifullah Yusuf yang juga Walikota Pasuruan di rumah dinasnya di Jalan  Panglima Besar Jendral

Memilih Pemimpin Berkualitas Secara Demokratis




Pasuruan-Pasline News.
Gawe pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) Kota Pasuruan tahun 2020 kurang lima bulan lagi. Publik Kota Pusaka ini sudah mulai hangat membicarakan siapakah bakal calon pemimpinnya.

Partai politik juga begitu, sibuk melakukan komunikasi politik untuk mencari teman berkoalisi untuk mengusung jagoannya. Parpol juga tengah memanasi mesin politiknya yang bakal digeber untuk memenangkan persaingan di sirkuit pilkada tanggal 09 Desember 2020 nanti.

Namun, sampai saat ini belum satupun  parpol yang mengumumkan siapa bakal calon kepala daerah yang direkomendasi pengurus pusatnya.

Publik baru disuguhi nama-nama bakal calon kepala daerah yang terpampang di banner, baliho ataupun berita di media masa. Dan kebanyakan tidak tahu apakah nama-nama di banner itu adalah insan idaman yang mumpuni memimpin kota ini. Yang memiliki dedikasi, kapasitas, visioner dan mengayomi masyarakat kota pesisir ini.

Pertanyaan publik itu ditangkap oleh Padang Howo WatsApp Grup dengan menggelar sebuah acara Kopi Darat (Kopdar) ke-6 di salah satu resto di Kota Pasuruan, Sabtu (04/07). Acara diisi dengan diskusi memilih pemimpin berkualitas secara Demokratis. Dengan tema : Pasuruan Milik Kita.

Dibuka oleh H. Aminurohman, mantan Walikota Pasuruan dua periode. Dalam pidato pembukaannya dia mengatakan, hadirnya forum ini sebagai indikator momentum melahirkan pemimpin yang demokratis. Hal ini harus di bicarakan serius dan peserta harus mengesampingkan egonya, baik ego politik maupun struktural.

Demokrasi ini memang harus di bangun dengan mengedepankan prinsip kebersamaan tiga pilar, yakni, partai politik, penyelenggara dan media sebagai representasi rakyat yang menyuarakan aspirasi rakyat. Kalau tiga unsur ini satu saja tidak berjalan dengan baik, makan demokrasi ini akan menjadi tidak baik. Misal, jika media  tidak faktual dan obyektif maka demokrasi juga  akan menjadi timpang.

Anggota Komisi-2 DPR-RI ini juga mengingatkan penyelenggara pemilu. Menurutnya, tantangan KPU dan Bawaslu teramat berat. Berbeda dengan sebelumnya, karena kondisi wabah Covid-19 menjadi kultur baru yang harus diadaptasi termasuk regulasi KPU.

"Diskusi ini adalah pendidikan politik bagi masyarakat yang paling strategis. Semoga acara ini memberi kontribusi positif bagi demokrasi di kota Pasuruan, "tutup Amin sebelum membuka acara diskusi.

Diskusi tersebut dihadiri oleh bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Seperti, H.A.Anshori, M.Ismail Nachu, Ayik Suhaya, M. Junaedi, DR. Sumarjono, MPd. Budi Widayat Dan Gus Awiek. Hadir juga tokoh-tokoh masyarakat seperti, H.Pujo Basuki dan Rum Latif.

Dipandu oleh moderator dari tokoh mudah Kota Pasuruan, Amin Suprapyitno. Diskusi berjalan gayeng, mengalir, santai namun cerdas. Ditambah dialek bahasa sang moderator yang medog Jawa dan sentuhan humornya, menambah suasana lebih mencair jauh dari kesan formal.

Seluruh bakal calon kepala daerah digilir oleh sang moderator untuk berbicara, mengeluarkan ide dan gagasannya bagaimana memilih pemimpin yang demokratis. 

Pandangan-pandangan politik dari kalangan akademisi, Ketua LSM dan politisi  juga mewarnai acara yang dihadiri ratusan anggota Padang Howo WA Grup dan simpatisan bakal calon kepala daerah. 

Diskusi tersebut juga dihadiri Ketua  KPU Kota Pasuruan, Royce Diana Sari dan ketua Panwaslu Kota Pasuruan M. Annas. Royce memanfatkan momen itu untuk mensosialisasikan tahapan pemilu. Diantaranya tahapan pendataan pemilih yang akan dilangsungkan pada tanggal 15 Juli 2020. Dia meminta parpol membantu sosialisasi tersebut ke kader-kadernya agar masyarakat siap saat dilakukan pendataan.

M. Anas, di kesempatan tersebut mengatakan, penyakit demokrasi adalah money politik. pemilu yang demokratis adalah syarat mutlak melahirkan pemimpin yang berkualitas. Namun, itu semua tergantung masyarakat sendiri.

"Bagaimana peran Bawaslu dalam rangka melahirkan pemimpin yang demokrasi. Satu jawabannya adalah kejujuran kita masing-masing, dari parpol atau calonnya sendiri. Jangan sampai menerima money politik dari calon dan parpol, kalau rakyat menghendaki pemimpin yang berkualitas, "tegas Annas.

Diskusi ditutup oleh Zubaidillah atau akrab disapa Mas Bedy. Dia mencoba merangkum diskusi tersebut. Menurutnya, memilih seorang pemimpin berkualitas idealnya melalui proses demokrasi. Namun pengalaman pribadinya ketika pileg 2019 lalu, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Pasuruan ini menemui fakta bahwa masyarakat masih cenderung pragmatis. 

"Pengalaman saya di pileg 2019 lalu, saya sudah dor to dor lebih dari 2000 rumah. Namun suara yang saya dapat hanya 300 suara. Masih kalah denga caleg yang punya duit, "katanya blak-blakan sehingga mengundang tawa hadirin.

Menurut Amin Suprapyitno, diskusi ini diseting santai, terbuka dan tidak ada kesimpulan. Sebab, acara tersebut sifatnya edukasi. "Kami hanya menyajikan ide-ide dan gagasan dari pelaku politik, akademisi dan elemen masyarakat lainnya, dalam memilih seorang pemimpin  berkualitas secara demokratis. Selanjutnya biar rakyat yang menilainya, "tutupnya usai acara.(B.).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan