Featured Post

Pasca Putusan MK, Gus Ipul Ajak PKB Mengakui dan Menerima Hasil Pemilihan Rakyat

Gambar
Walikota Pasuruan Drs.H Saifullah Yusuf saat memberi keterangan pers. (Foto:Bowo) Pasuruan-PaslineNews. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Drs.H Saifullah Yusuf kembali bersuara. Dia mengajak PKB mengakui dan menerima hasil pemilihan rakyat Indonesia, pasca Putusan MK menolak gugatan pilpres 2024 pada Senin (22/04). "Sebaiknya PKB mengakui dan menerima hasil pemilihan rakyat Indonesia. Bahwa ada keberatan-keberatan yang disampaikan,  tapi diterima dulu saja apa yang ada," kata H Saifullah Yusuf. Dia ingin setelah putusan MK ini PKB mengambil pelajaran . Bahwa langkah-langkah yang diambil tidak semuanya sesuai dengan aspirasinya warga NU. "Yang kita sesalkan kan  itu. Itu yang berulang-ulang saya sampaikan. Akhirnya terbukti. Buktinya di pilpres calon PKB kalah. Sekarang sudah selesai, jangan lari kemana-mana, kembali ke habitat aslinya, yakni NU," ucap Saifullah Yusuf yang juga Walikota Pasuruan di rumah dinasnya di Jalan  Panglima Besar Jendral

Polres Paskot Gelar Simulasi Pengamanan Kantor DPRD Kota Pasuruan Dari Pendemo



Pasuruan-Pasline

Polres Pasuruan Kota menggelar simulasi pengamanan gedung DPR Kota Pasuruan, Sabtu (28/09/19). Simulasi pengamanan gedung DPR dari masa pengunjuk rasa tersebut, di seting seperti kejadian sungguhan. Mengimplementasikan Penanganan yang terukur sesuai dengan protap (Prosedur Tetap Pelaksanaan) Polri.

Diawali dari bagian humas yang mensosialisasikan pentingnya menjaga rasa aman, damai dan menegakan persatuan bangsa. Kemudian gelombang masa unjuk rasa datang ke gedung DPRD untuk melakukan orasi dan memaksa masuk ke kantor dewan. Barisan Satuan Srikandi Polisi menghadang masa kemudian berdialog dengan perwakilan masa. Namun tetap saja masa memaksa masuk ke kantor dewan. Barisan Srikandi ditarik, karena kondisi semakin panas. 

Masa semakin beringas dengan melempari petugas. Barisan Dalmas  bergerak menghadang masa. Masa semakin beringas, dalmas didukung Water Canon menembak pendemo dengan semprotan air dan memukul mundur pendemo. Hingga situasi bisa reda dan dapat dikuasai. 

Itulah gambaran simulasi yang dimainkan anggota Polres Paskot. Tidak tampak tembakan gas air mata atau tindalan tegas lainnya. Karena simulasi tersebut, didesain untuk menangani demo dengan jumlah kecil, eskalasi kerusuhannya warna hijau dan kuning, artinya tidak perlu tembakan gas air mata atau tindakan represif.

Simulasi diulang dua kali. Karena simulasi pertama dianggap kurang sempurna. "Masing- masing tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Masih ada personil yang kehilangan tongkat. Teknis "pengambilan" pelaku demo yang anarkhis, masih kurang sempurna, "jelas Kapolres Paskot, AKBP Agus Sudariyatno, SIK, MH. 

Agus ingin simulasi berjalan mengalir tanpa banyak komando. Agar terlihat titik lemahnya dimana, dan dievaluasi lagi."Biarkan simulasi berjalan mengalir sesuai arahan narator, agar anggota tidak bingung. Nanti kita evakuasi lagi, "jelas Agus.(B.)

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan