Featured Post

Pasca Putusan MK, Gus Ipul Ajak PKB Mengakui dan Menerima Hasil Pemilihan Rakyat

Gambar
Walikota Pasuruan Drs.H Saifullah Yusuf saat memberi keterangan pers. (Foto:Bowo) Pasuruan-PaslineNews. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Drs.H Saifullah Yusuf kembali bersuara. Dia mengajak PKB mengakui dan menerima hasil pemilihan rakyat Indonesia, pasca Putusan MK menolak gugatan pilpres 2024 pada Senin (22/04). "Sebaiknya PKB mengakui dan menerima hasil pemilihan rakyat Indonesia. Bahwa ada keberatan-keberatan yang disampaikan,  tapi diterima dulu saja apa yang ada," kata H Saifullah Yusuf. Dia ingin setelah putusan MK ini PKB mengambil pelajaran . Bahwa langkah-langkah yang diambil tidak semuanya sesuai dengan aspirasinya warga NU. "Yang kita sesalkan kan  itu. Itu yang berulang-ulang saya sampaikan. Akhirnya terbukti. Buktinya di pilpres calon PKB kalah. Sekarang sudah selesai, jangan lari kemana-mana, kembali ke habitat aslinya, yakni NU," ucap Saifullah Yusuf yang juga Walikota Pasuruan di rumah dinasnya di Jalan  Panglima Besar Jendral

Warga Sadeng Kecamata Rejoso Tuntut Jalan Desa Underpass Menolak OverPass


Pasuruan-Paslinenews

Ratusan Warga dari empat desa, di Kecamatan Rejoso yaitu Desa Sadeng, Desa Kawisrejo, Desa Rejoso Kidul Dan Desa Manikrejo berunjuk rasa ke DPRD Kabupaten Pasuruan, Selasa (01/11). Mereka menggelar orasi didepan kantor DPRD Kabupaten Pasuruan di Raci sekitar pukul 10.00 WIB. Kemudian diterima oleh anggota dewan, M. Soleh. 10 orang perwakilan warga diijinkan masuk untuk melakukan audensi dengan perwakilan dewan yang dipimpim ketua Komisi 3, H. Rusdi Sutejo, didampingi anggota komisi 3, Ayub, M. Soleh, Eko Suyono dan Samsul Hidayat.

Pelaksana tol, PT. PP(Pembangunan Perumahan), Irfan dan dari Jasa Marga, Mulyono. Dari Ekskutif diwakili oleh Asistem 2, Suharto dan Zainudinndari dari Bakesbang Kabupaten Pasuruan.

Dalan audensi tersebut, warga menuntut perubahan desain tol Pasuruan-Probolinggo yang melintas di Desa Sadeng, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, dari jalan desa overpass menjadi underpass. Alasanya, jika jalan desa yang harus melintas diatas jalan tol, pasti akan mengganggu aktifitas warga. karena harus naik turun untuk melewatinya. "Kasihan anak kami yang naik sepeda pancal kesekolah, jelas tidak mampu melintasinya. Warga kami yang jualan pakai rombong dorong, mana mampu menaikinya. malah ada tukang becak, sudah beberapa bulan ini tidak kerja karena tidak mampu melintasinya," teriak Hudandadiri, koordinastor aksi.

Tuntutan pengunjuk rasa tidak itu saja. Mereka juga menuntut normalisasi sungai yang sempat mampet akibat pembangunan tol Pasuruan-Probolinggo. Dan juga menagih janji pihak tol yang akan meluruskan kali atau membuat sudetan kali. Warga juga minta pemasangan box culvert ukuran 3X3 m jumlahnya ditambah agar buangan air hujan bisa maksimal, karena kawasan Desa Sadeng selama ini menjadi langganan banjir ketika musim hujan.

Warga pengunjuk rasa  mengultimatum PT. PP selaku pelaksana pembangunan jalan tol Paspro dengan memberi tempo selama 3 hari untuk membongkar jalan desa yang melintas di atas tol. Kalu tidak. warga akan membongkar sendiri jalan tesebut.

Mendengar tuntutan warga tersebut, H.Rusdi sutejo bertanya kepada pelaksana tol apakah desain itu bisa dirubah dari jalan atas menjadi jalan bawah. Awalnya pihak tol keberatan dengan tuntutan tersebut karena pekerjaan jalan tol sudah berjalan. Namun setelah didesak oleh warga dan juga anggota legeslator, pihak tol berjanji akan.menyampaikan tuntutan warga ini ke Jakarta.

Dalan audensi tersebut, diperoleh kesepakatan dengan pelaksana tol. Pertama, akan dibangun terowongan yang disiapkan untuk pengendara sepeda pancal dan kendaraan non mesin laimnya. Kedua, normalisasi sungai di sepanjang jalan tol. Ketiga pemasngan box cluvert ukura 3x3 ditambah jumlahnya untuk menampung air hujan dan terakhir, rumah warga yang mengalami kerusakan akibat pemasangan pancang paku bumi, akan mendapat ganti rugi.

Koordinator aksi, Hudan dadiri mengaku puas dengan kesepakatan ini. karena perjuangan yang melelahkan serta didukung kekompakan warga akhirnya berbuah manis. "Momen ini yang kami tunggu. Perjuangan yang tak kenal menyerah telah ditunjukan oleh warga. Bagi kami tidak ada yang tidak mungkin, selama itu yang membuat adalah manusia, saya yakin masih bisa dirubah, kecuali takdir Illahi, " ujarnya.(B.)


Redaktur : M. Rofiq

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan