Akhirnya Pemangkasan Pohon di Bawah Jaringan SUTET Di Desa Wonojati Berlangsung Lancar

Pasuruan-PaslineNews
Tepat di Hari Guru Nasional tanggal 25 November 2020, ada kado istimewa untuk dunia pendidikan di Kota Pasuruan. Kepala UPT SDN Kebonagung Kota Pasuruan, Hamidah, M.Pd., berhasil meraih penghargaan dari Kemendikbud melalui Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK ) Dikmen Diksus, pada tanggal 23 Novemner 2020 di Hotel Milenium Jakarta. Dia berhasil meraih juara pertama lomba guru dan kepala sekolah berdedikasi dan inovasi tingkat nasional katagori, Kepala Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI) Berdedikasi dan Inovasi.
Hamidah menuturkan, dirinya berhasil menyisihkan sekitar 35 orang pesaingnya di katagori yang sama dari total 781 peserta guru dan kepala sekolah se-Indonesia. Dan menjadi yang tebaik nasional melalui karyanya yang berjudul 'Kegiatan Fungsional Sehari-Hari Sebagai Implementasi Merdeka Belajar Bagi PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) UPT SDN Kebonagung Di Masa Pandemi Covid-19'. Yaitu, Inovasi dalam memberikan layanan pendidikan 'Prima' kepada PDBK melalui kegiatan fungsional. Kegiatan-kegiatan berupa ketrampilan hidup yang bisa dilaksanakan oleh PDBK dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, misalnya memasak, membersihkan rumah, membuat kue dan kegiatan lainnya.
"Kegiatan fungsional sebagai hasil proses pembelajaran PDBK, diharapkan bisa diterapkan di keseharian PDBK. Di dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), guru tidak menuntut hasil yang sama dengan siswa reguler lain, " kata Hamidah, Rabu (25/11).
Perjalanan meraih prestasi tingkat nasional tersebut tidak mudah dilalui Hamidah. diawali dari pelaksanaan unggah karya Best Practices pada 25 September 2020. Karya yang masuk pada Panitia sebanyak 781 dari guru dan kepala sekolah se-Indonesia yang terbagi dalam 14 katagori. Dari penilaian substansi, ditetapkan 10 finalis dari setiap katagori. Dilanjutkan penilaian Infografis Best Practices secara virtual. Pada Tanggal 19 November ditetapkan 5 orang pemenang dari setiap katagori.
Ditengah tahapan penilaian yang berlangsung selama dua bulan, Hamidah terpapar Covid-19. Dia reaktif corona dan harus menjalani isolasi di RSUD Bangil dan di rumah. Selama menjalani isolasi dj rumah sakit, untuk menulis karya Best Practicesnya, dia harus dibantu oleh dua orang guru inklusi. Hingga dinyatakan sebagai pemenang pertama, dia tidak bisa menghadiri undangan penerimaan penghargaan di Jakarta, karena masih menjalani karantina di rumah dan harus mengikuti kegiatan tersebut melalui live streaming di Youtube.
"Karya Best Practices, saya tulis selama saya diisolasi di RSUD Bangil dan di rumah, dibantu dua guru inklusi, yaitu Bu Kris amalia dan Bu Nayli Fadilah. Saat prosesi pemberian penghargaan, saya tidak bisa hadir di Jakarta karena hasil Rapid tes saya reaktif, dan menjalani isolasi di rumah.Saya mengikuti kegiatan tersebut secara live streaming di Youtube. 'tuturnya.
Hamidah menambahkan, mengirim karya tersebut atas inisiatif sendiri, dengan niatan untuk 'Menitipkan" nama SDN Kebonagung sebagai salah satu SPPI di Kota Pasuruan dan Menitipkan pada Kemendikbud, bahwa dirinya bersama tenaga pendidik SDN Kebonagung sudah menjalankan amanah yang telah diberikan. "Kedepan kami bisa memberikan layanan terbaik sesuai dengan kebutuhan anak. Tidak ada anak yang tidak pandai, tetapi anak memiliki kepandaian di bidangnya masing-masing, " tutup Hamidah. (B.).
Komentar
Posting Komentar