Featured Post
Meriahnya Pahargyan 10 Suro 1956 Jawa, Oleh Keluarga Besar Paguyuban KBTTPK Pasuruan-1.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
PaslineNews
Keluarga Besar Paguyuban Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (KBTTPK) cabang Pasuruan -1 menggelar tradisi Suro-an di Padepoan KBTTPK, Pedukuan Temenggungan, Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Senin (08/08/22) malam. Bertajuk, "Pahargyan 10 Suro 1956 Jawa, Wisiking Indriya Wiwara Tunggal", dengan tema, Osiking Panca Hamedar Jagad.
Kegiatan tahunan tersebut kembali dimeriahkan setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19. Diawali dengan lantunan tembang mocopat dan tari tradisional ngremo menjadi pembuka acara yang di hadiri sekitar tiga ratus undangan. Meski dikemas sederhana, pahargyan tersebut terkesan meriah.
Kemeriahan terjadi ketika hadirin dan masyarakat sekitar, berebut sesaji Suro setelah ujub dan doa sesaji Suro disampaikan oleh Pini Sepuh Bopo Sholeh. Gantungan sesaji Suro berupa gantungan hasil bumi, bermacam polo pendem seperti singkong, ketela, kentang dan sebagainya; buah-buahan seperti nanas, pisang; sayur mayur seperti sayur sawi, kacang panjang; serta hasil kerajinan tangan seperti, terompa kayu, caping, dan Ilir (kipas dari anyaman bambu) dan sebagainya. Semuanya digantung tepat di atas hadirin.
Ketua Panitia, Soenarto menuturkan, perayaan atau pahargyan 10 Asuro 1957 J dilatarbelakangi, pertama, sejarah masyarakat Jawa yang kental dengan tradisi spiritual Jawa dalam mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, kebersamaan keluarga besar KBTTPK yang menjalankan ajaran leluhur, budi pekerti luhur. Acara ini juga sebagai momen berkumpulnya keluarga besar KBTTPK se Pasuruan Raya khususnya, dan warga KBTTPK pada umumnya.
"Gelaran pahargyan 10 Suro 1956 Jawa, bertujuan untuk me wuri-wuri budaya Indonesia khususnya budaya spiritual Jawa, membangun kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara Indonesia dilandasi perilaku budi pekerti luhur demi untuk memayuh
hayuning bawono," ucapnya.
Acara dipungkasi pemancangan lima buah janur oleh perwakilan kadang KBTTPK dari lima penjuru, dipimpin Pini Sepuh Bopo Sholeh, tepat pukul 00.00 WIB." Tradisi pemancangan janur ini sebagai simbol kekuatan, kasih dan kemurahan Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan doa kita semua untuk keamanan, kemakmuran, dan keselamatan masyarakat Pasuruan khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya," ucap Bopo Soleh.
Acara tersebut dihadiri pejabat Forkopimda dari unsur, Kejaksaan, Kepolisian, TNI, dan Pemerintah Kota Pasuruan, serta tokoh masyarakat. Dan tentu saja keluarga besar KBTTPK dari kawasan Malang Raya, Probolinggo, Sidoarjo, Mojokerto, dan Pasuruan Raya sendiri. Acara berjalan tertib dan lancar berkat dukungan masyarakat sekitar.
Wartawan : Prabowo.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Sungguh luwar biass
BalasHapus