Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Arman, S.I.K., M.Si., Kunjungi Dan Tatap Muka Dengan Anggota Bhabinkamtibmas.
Pasuruan-Pasline News.
Fakta masih banyak masyarakat yang belum memahami apa dan bahayanya Cofid-19 sehingga mudah terprovokasi, yang berlanjut pada tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat luas. Seperti kasus perampasan jenazah terpapar Covid-19 di Desa Rowo Gempol, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan beberapa waktu lalu.
Menyikapi hal itu, agar tidak terulang kejadian serupa, Polres Pasuruan Kota mengintensifkan gerakan Kampung Tangguh. Sebuah gagasan yang didesain untuk pencegahan dan penanganan dini wabah Covid-19.
Ujung tombaknya ada di Bhabinkamtibmas, Babinsa dan aparat pemerintahan desa atau kelurahan, biasa disebut Tiga Pilar.
Bhabinkamtibmas misalnya, dituntut agar memahami apa itu konsep Kampung Tangguh. Disamping sosialisasi terkait Covid-19, Bhabinkamtibmas juga harus mampu mengajak stakholder yang berpengaruh dan segenap masyarakat lainnya dengan melakukan beberapa SOP antara lain, One Gate System, tes suhu badan dengan thermogun, tempat cuci air, ruang isolasi, lumbung pangan dan lainnya.
Hal itu ditekankan oleh Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Arman, S.I.K., M.Si., dalam kunjungan kerjanya dan tatap muka dengan anggota Bhabinkamtibmas Polsek Bugul Kidul, Purworejo dan Polsek Gadingrejo, Senin (20/07) malam.
Arman menerangkan, Kampung Tangguh dibuat didasari konsep POP (Problem Oriented Polycing). Adalah segala upaya tindakan kepolisian yang berorientasi pada masalah yang muncul di masyarakat.
Untuk itu, dalam penanganan wabah Covid-19, anggota Bhabinkamtibmas harus paham dan bisa mengimplementasikan 3T, testing, treacing dan treatment. Yaitu, testing dengan rapid dan swab tes; Treacing adalah menelusuri riwayat kontak dengan suspect atau probabality; treatment adalah rujukan ke tumah sakit bagi pasien yang mengalami komplikasi; bagi gejala ringan cukup di bawa ke tempat karantina di kecamatan dan gejala sedang dibawa ke tempat karantina di Gradika.
"Perintah Kapolda, pelaksanaan testing, treacing dan treatment. agar dimasifkan lagi dengan melibatkan 3 Pilar, "kata Arman yang dirilis Humas Polres Pasuruan Kota, Selasa (11/07).
Arman memaparkan teknis giat tersebut dengan filosofi pohon. Menurutnya, anggota Babinsa harus seperti pohon yang rindang berbuah manis dan akar yang kuat
"Anggota Bhabinkamtibmas harus bisa mendeteksi secara dini semua persoalan dan situasi apapun. Intervensi dini (intervensi strike) suatu upaya yang kita lakukan untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok orang untuk melakukan dan tidak melakukan sesuai dengan keinginan kita, dalam hal ini temui Kepala Desa atau yang berpengaruh, dengan membawa bukti yang mana kepala desa dapat mempengaruhi orang lain, "tutupnya.(B.).
Komentar
Posting Komentar