Featured Post

Gus Ipul: Kalau Kemudian Sekarang Dikembangkan Isu Seakan-akan Mau Mengganti Ketua Umum PKB Itu Sebenarnya Sesuatu Yang Biasa Saja.

Gambar
Walikota Pasuruan Drs. H Saifullah Yusuf saat meresmikan Gedung PLUT-KUMKM. Pasuruan-PaslineNews Tudingan  bahwa  ada upaya-upaya  mengganti Ketua Umum PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dari netizen yang berkomentar di media sosial (medsos), disikapi enteng oleh Sekjen PB NU Drs H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Dia menilai itu hanya opini yang dikembangkan pihak- pihak tertentu dan itu hal yang biasa dalam sebuah proses politik. "Kalau  kemudian sekarang dikembangkan isu seakan-akan mau mengganti ketua Umum PKB itu sebenarnya sesuatu yang biasa saja.  Jadi, itu proses yang  biasa," ucap Gus Ipul saat meresmikan gedung PLUT-KUMKM di Jalan Raya Jendral Ahmad Yani, Kelurahan Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Rabu (16/04/24).  Dia menambahkan, opini tersebut sudah membawa-bawa penguasa dan pihak lain yang dituding berupaya mengganti ketua umum PKB.  "Saya ingin menyatakan bahwa tidak ada upaya yang digerakkan oleh kekuasan untuk mengganti pimpinan PKB tapi karen

Dinilai Tidak Efektif, Pansus Mintai Pos Pantau Dibubarkan

Hearing Pansus Penanganan Covid-19 Dengan TGTPP Covid-19


Pasuruan-Paaline News.
Kota Pasuruan, hingga hari ini masuk zona merah Covid-19 dan masuk tiga besar kota/kabupaten di Jawa Timur yang tingkat penularannya tergolong tinggi. Untuk itu pemerintah perlu langkah pencegahan dan penanganan yang lebih ektra, efektif dan efisien.

Seperti keberadaan lima pos pantau atau chek poin dibeberapa titik, dipandang kurang efektif dan tidak efisien. Karena tidak mampu membendung tingkat penularan yang dibawa orang dari daerah lain yang terpapar Covid-19.

Hal itu diungkap oleh Dedy Tjahjo Pornomo anggota pansus dalam hearing tim Pansus Penanganan Covid-19 DPRD Kota Pasuruan dengan Tim Gusus Tugas Pencegahan dan Penanganan (TGTPP) Covid-19, Selasa (28/07).

Dedy menilai, keberadaan check poin tersebut tidak efektif dan buang-buang anggaran. Sebab, tidak mungkin menghentikan pengendara dan memeriksa suhu badannya secara kontinyu, karena berpotensi terjadi kemacetan lalulintas. Apalagi kegiatan tersebut hanya dilakukan dijam-jam tertentu dan waktu lainnya pengendara bebas melenggang masuk Kota.

Penyemprotan pun juga hanya dilakukan diwaktu-waktu tertentu. Bagi pengendara roda dua mungkin terkena semprotan, tapi penumpang di kendaraan roda empat luput dari semprotan, hanya bodi mobil yang kena.

"Check poin itu lebih baik dibubarkan saja. Karena tidak efektif mencegah Covid-19. Sebab, petugasnya tidak mampu melakukan check suhu badan dan semprotan secara kontinyu, " ucap Dedy di hadapan TGTPP Covid 19 Kota Pasuruan.

Tidak hanya kritik, Dedy juga menawarkan solusi yang lebih pas di masa menuju new normal ini. Menurutnya, pemantauan orang luar yang masuk Kota Pasuruan bisa lebih efektif dipantau di tingkat RT-RW (kampung dan perumahan). Alasannya, petugas dari RT-RW sudah mengenal warganya.

Oleh sebab itu, harus ada penguatan pantauan di RT-RW dan tetap bekerja sama dengan pihak kepolisian dan TNI.
Pos pantau juga harus disiapkan di tempat-tempat keramaian publik, seperti pasar, taman dan lainnya.

"Pematauan di kampung dan perumahan serta tempat keramaian publik itu lebih efektif. Oleh sebab itu, harus ada penguatan anggaran, pengadaan peralatan thermo gun, pengadaan tempat suci tangan dan sumber daya manusianya, "tegas Politisi Partai Golkar ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan