Featured Post

Upaya Angkat Olahan Bandeng Jelak Menjadi Komoditi Unggulan Kota Pasuruan. Oleh: Mulyo Prabowo

Gambar
Poklasar Jelak Joyo Food menunjukan salah satu kreasi olahan bandeng jelak. Pasuruan-PaslineNews  Nama bandeng jelak sudah tidak asing ditelinga masyarakat Pasuruan. Jenis ikan bersisik keperakan hasil budidaya petambak di Pedukuhan Jelak, Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan  itu sangat disukai karena rasa dagingnya lebih gurih, lembut dan tidak bau tanah. Ketua Kelompok Pengelola dan Pemasaran (Poklasar) produk olahan bandeng  Jelak Joyo Food (JJF), Nurhayati mengatakan, bandeng jelak memang sedikit berbeda dibanding ikan bandeng dari daerah lain. Selain rasanya lebih gurih dan tidak bau tanah, perbedaan itu terlihat dari bentuk fisiknya. Bandeng jelak memiliki ukuran sedikit lebih kecil tapi berisi. Rata-rata perkilonya berisi empat ekor, atau sekitar 2,5 ons per ekornya dalam kondisi segar.  Ciri lainnya, bandeng jelak bibirnya berwarna merah. Sehingga banyak orang menyebutnya dengan si bibir merah, atau ikan bergincu. "Itu ciri fisik khas bandeng jelak y

Protes Warga Gading Soal Pemakaman Jenazah Korban Corona

Pasuruan-Pasline News.
Mendengar ada korban corona di makamkan di TPU gadingrejo, malam harinya, Jumat (10/04),  puluhan warga pedukuan Gading mancingan, kelurahan Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan protes. Mereka datang ke kuburan menuntut makam dibongkar dan dipindah dari kuburan terluas di Kota Pasuruan ini. Bahkan mengancam akan membongkar sendiri makam tersebut.

Mereka berdalih korban corona itu bukan warga kelurahan-kelurahan yang biasa dimakam kan di TPU Gading. Jaraknya pun dinilai dekat dengan pemukiman.

Mendengar protes warga, Plt. Walikota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo yang akrab di panggil Teno ini, malam itu juga hadir ke TPU Gadingrejo didampingi Komandan Kodim 0819 Pasuruan Letnan Kolonel Arh. Burhan Fajari Arfian.

Teno berupaya menenangkan warga dengan  berdialog. Rohman ketua RW 3 pedukuan Gading  Mancingan mewakili warganya meminta agar korban corona tidak dimakamkan di kuburan tersebut. Dia beralasan, kuburannya dekat dengan pemukiman warga Gading Mancingan.

"Mengapa tidak dimakamkan di Sebani saja. Dia kan istrinya orang sana, "protes Rohman dengan nada tinggi

Mendengar protes warga, Teno memberikan pemahaman kenapa korban Corona itu di makam kan di TPU Gadingrejo. Menurut Teno, memakamkan korban corona ada protapnya.

Pertama, yang ngurusi jenazah sampai ke pemakaman itu petugas khusus dengan pakaian khusus. Jenazahnya juga dibungkus plastik dan di masukkan peti. Setelah pemakaman seluruh petugas yang terlibat disemprot disinfectant dan minum obat anti biotik. "Langkah ini sudah dijalankan oleh petugas, "tegas Teno.

Kedua, lanjut Teno, korban corona harus dimakamkan di tempat khusus yang jauh dari pemukiman. Dari beberapa tempat pemakaman, untuk saat ini yang masuk kreteria adalah TPU Gading rejo.

"Kami sudah gali kuburan di beberapa tempat pemakaman tapi keluar air lumayan deras. Sudah tiga tempat kita gali. Semuanya keluar air deras. Keempat kalinya kita gali di TPU Gadingrejo ini. Memang keluar air tapi tidak sederas di tiga tempat sebelumnya, "ujar Teno.

Lebih lanjut Teno mengatakan, pemerintah hanya memiliki waktu dua jam untuk memakamkan jenazah itu,  kalau lebih dari waktu itu belum dimakamkan, itu akan menjadi bahaya, dimungkinkan virus corona akan semakin menyebar.

"Kami hanya memiliki waktu dua jam untuk ngurusi jenazah hingga ke pemakaman, upaya yang terbaik sudah dilakukan dengan prosedur yang sudah ditentukan, "ucap Teno.

Mendengar penjelasan Teno, warga bisa menerima pemakaman korban corona tersebut. Tapi mereka minta hanya sekali ini saja dan jangan sampai ada korban corona yang lain lagi yang dimakamkan di tempat itu.

"Saya juga tidak mau lagi ada korban meninggal karena corona. Saya bisa pastikan itu jika masyarakat mau bekerja sama, dengan tetap dirumah, jangan cangkrukan bergerombol dan jalankan protokol kesehatan, "pungkas Teno di amini sejumlah warga.

Diwaktu bersamaan, petugas dari BPBD dan TNI melakukan penyemprotan di rumah warga sekitar TPU Gadingrejo. Askes jalan di kuburan pun ikut disempot. Orang-orang yang malam itu berada di sekitar makam juga minta di semprot tubuhnya dengan disinfectant.

Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, petugas dari Polres Pasuruan Kota, Satpol PP dan personil TNI dari Koramil Gadingrejo Kodim 0819 Pasuruan menjaga TPU Gading rejo.

Perlu diketahui, warga yang menyoal pemakaman jenazah korban corona memang tidak tahu kalau virus corona akan ikut mati setelah tujuh jam. Seperti penjelasan Kepala Departemen dan SMF Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soetomo Surabaya dr Edy Suyanto SpF SH MH. Dia mengatakan jika setelah 7 jam pasien meninggal, virus juga akan mati. Karena virus itu suatu bakteri yang tidak bisa hidup mandiri.(dipetik dari detik,com).(B.)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan