Featured Post

Upaya Angkat Olahan Bandeng Jelak Menjadi Komoditi Unggulan Kota Pasuruan. Oleh: Mulyo Prabowo

Gambar
Poklasar Jelak Joyo Food menunjukan salah satu kreasi olahan bandeng jelak. Pasuruan-PaslineNews  Nama bandeng jelak sudah tidak asing ditelinga masyarakat Pasuruan. Jenis ikan bersisik keperakan hasil budidaya petambak di Pedukuhan Jelak, Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan  itu sangat disukai karena rasa dagingnya lebih gurih, lembut dan tidak bau tanah. Ketua Kelompok Pengelola dan Pemasaran (Poklasar) produk olahan bandeng  Jelak Joyo Food (JJF), Nurhayati mengatakan, bandeng jelak memang sedikit berbeda dibanding ikan bandeng dari daerah lain. Selain rasanya lebih gurih dan tidak bau tanah, perbedaan itu terlihat dari bentuk fisiknya. Bandeng jelak memiliki ukuran sedikit lebih kecil tapi berisi. Rata-rata perkilonya berisi empat ekor, atau sekitar 2,5 ons per ekornya dalam kondisi segar.  Ciri lainnya, bandeng jelak bibirnya berwarna merah. Sehingga banyak orang menyebutnya dengan si bibir merah, atau ikan bergincu. "Itu ciri fisik khas bandeng jelak y

Mendung Menggelayut Di Atas Pedagang Kecil, Tapi Tidak Ada Tanda Akan Segera Turun Hujan.

Pasuruan-Pasline News.
Pedagang di kantin RSUD dr. R. Soedarsono saat ini meratap sedih. Dua minggu terakhir omsetnya terjun bebas. Akibat ditutupnya rumah sakit dari pengunjung karena pencegahan dini virus Corona.

Sebanyak 16 pedagang yang membuka lapak di kantin tersebut hanya pasrah dengan keadaan. Mau mengeluh, percuma. Mau bertanya kepada rumput, kata Ebit GAD, rumputnya sudah tidak mau bergoyang. Sekali lagi mereka harus pasrah kehilangan omset hingga 80%.

Seperti yang dikatakan Heri salah satu pedagang di kantin itu, Minggu (05/04). "Sekarang, setiap malam penghasilan tidak menentu. Buka pukul 16.00 WIB. (sore) sampai jam 12 malam ini saya baru dapat uang Rp 30 ribu. Kemarin malam minggu mendapat Rp 80 ribu.Saat normal biasanya satu malam saya dapat uang antara Rp 400 hingga Rp 500 ribu".

Beban dipundak Heri dengan kawan-kawannya setiap hari semakin berat. Dengan omset yang tinggal 20%, mereka setiap bulan masih harus membayar uang sewa sebesar Rp 500 ribu, bagi yang buka 12 jam. Bagi yang buka 24 jam harus membayar dua kalinya. Masih ditambah bayar listrik setiap bulan sekitar Rp 100 ribu lebih.

Dengan kondisi seperti itu, mereka mengharap seperti apa yang dikatakan Ebit GAD, "Mendung pertanda akan segera turun hujan". Biar alam berganti cerah kembali. Kehidupan normal lagi. Tidak seperti saat ini. Mendung tapi tidak ada tanda akan  turun hujan. Mungkin kondisi ini juga dirasakan pedagang kecil lainnya.(B.).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan