Featured Post

Upaya Angkat Olahan Bandeng Jelak Menjadi Komoditi Unggulan Kota Pasuruan. Oleh: Mulyo Prabowo

Gambar
Poklasar Jelak Joyo Food menunjukan salah satu kreasi olahan bandeng jelak. Pasuruan-PaslineNews  Nama bandeng jelak sudah tidak asing ditelinga masyarakat Pasuruan. Jenis ikan bersisik keperakan hasil budidaya petambak di Pedukuhan Jelak, Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan  itu sangat disukai karena rasa dagingnya lebih gurih, lembut dan tidak bau tanah. Ketua Kelompok Pengelola dan Pemasaran (Poklasar) produk olahan bandeng  Jelak Joyo Food (JJF), Nurhayati mengatakan, bandeng jelak memang sedikit berbeda dibanding ikan bandeng dari daerah lain. Selain rasanya lebih gurih dan tidak bau tanah, perbedaan itu terlihat dari bentuk fisiknya. Bandeng jelak memiliki ukuran sedikit lebih kecil tapi berisi. Rata-rata perkilonya berisi empat ekor, atau sekitar 2,5 ons per ekornya dalam kondisi segar.  Ciri lainnya, bandeng jelak bibirnya berwarna merah. Sehingga banyak orang menyebutnya dengan si bibir merah, atau ikan bergincu. "Itu ciri fisik khas bandeng jelak y

Unicef Beri Pendampingan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif di Kota Pasuruan


Pasuruan-Pasline News
Unicef, lembaga milik PBB yang bergerak dibidang kesejahteraan anak, melakukan pendampingan pendidikan inklusi di UPT SDN Kebon Agung Kota Pasuruan, Jumat (01/02/20). Distrik Coordinator Unicef di Pasuruan, Mahrus Ali menuturkan, Ada tiga hal yang menjadi pantauan Unicef yang bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Konsultan Inovasi Pendidikan Indonesia (LPKIPl) ini. Yakni, kolaborasi warga sekolah yang terdiri dari pendidik, Komite wali murid, kantin , murid dan lainnya.

Implementasi RPP Modifikasi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Modifikasi) yaitu skenario pembelajaran untuk anak reguler yang juga menangani anak inklusif.

Penjas Adaptif, pendidikan jasmani yang diadaptasikan terhadap anak berkebutuhan khusus. Pendidikan jasmani bisa dilaksanakan oleh anak reguler juga anak inklusi.

"Dari tiga titik pantau tersebut akan dilihat progresnya, implementasinya dan pengaruhnya terhadap peserta didik berkeputusan khusus (PDBK), "ujar Markus.

Unicef juga me'lakukan bedah kelas diruang kelas  3 D . Mereka merubah posisi tempat duduk sedemikian rupa sehingga murid nyaman dalam proses belajar. Sumber belajar serta  pajangan juga ditata semenarik mungkin. Tujuannya untuk memfasilitasi anak agar bisa berkontribusi dikegiatan belajar.

Menurut Mahrus, dipilihnya UPT SDN Kebonagung karena sekolah ini sudah memiliki syarat semuanya. Ditambah dengan kegiatan ekstra kulikulernya yang  lumayan banyak  dan cukup bervariasi. Dengan begitu, akan banyak melahirkan bakat-bakat dari peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus(PDBK), " Kegiatan ekskul penting untuk
Menumbuhkan bakat anak. Karena anak tidak hanya berprestasi di akademik, namun bisa berprestasi di seni dan olah raga, "terangnya.

Selain SDN Kebonagung, ada lima sekolah yang sama yang mendapat pendampingan dari Unicef. Yaitu, SDN Trajeng 1, SDN Petamanan. SDN Blandongan, SMPN 5 dan SMPN 2 Kota Pasuruan. Unichef akan fokus di enam sekolah tersebut untuk dijadikan sumber belajar bagi sekolah lainnya, dari targetnya  32 sekolah, 16 SD dan 16 SMP se-Kota Pasuruan.

"Sudah tiga tahun ini Unicef melakukan pendampingan pendidikan inklusi di Kota Pasuruan. Selain itu, juga kerap mengadakan bimbingan teknis kepada guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan guru inklusi. Disamping itu juga memberikan pencerahan terhadap wali murid atau biasa di sebut parenting. Masalah yang kami hadapi saat ini adalah kekurangan tenaga psikologi anak,  "jelas Makhrus.

Kepala sekolah UPT SDN Kebonagung, Hamidah, M.Pd, menuturkan,  pendampingan oleh Unicef sangat membantu sekolahnya dan berharap program tersebut terus berlanjut. Karena masih banyak sekolah inklusif yang butuh pemdampingan melaksanakan proses pembelajaran yang bisa memfasilitasi anak disabel di sekolah reguler.

Menurut Hamidah, pendampingan dari Unicef untuk pendidikan inklusi di SDN Kebonagung, sangat membantu pihaknya, terutama tiga guru inklusinya. Sekolah menjadi lebih tahu cara menangani anak berkebutusan khusus tersebut dengan benar. "Dulu kami harus sendirikan proses belajar PDBK agar tidak mengganggu teman-temannya yang reguler. Namun dengan pendampingan dan pelatihan dari Unicef, akhirnya kami tahu dan sadar bahwa PDBK juga punya hak yang sama mengenyam pelajaran dikelas sama dengan anak reguler, "ucapnya.

Saat ini ada 21 PDBK yang tersebar di kelas 1 hingga kelas 6.  Hampir seluruhnya mengalami ketunaan slowlearner (terlambat belajar) ada  3 PDBK yang menderita Gangguan pusat perhatian dan hiperaktif atau didunia dikenal dengan ADHD  (Attention Defisit Hiperaktif Disorder). Biasanya anak yang menderita ADHD memiliki nilai akademis yang tidak kalah dengan siswa reguler. Seperti Aflah yang duduk di kelas 2 E, salah satu PDBK yang menderita ADHD. Dia tergolong cerdas istimewa dan bakat istimewa (CB) namun mengalami hiperaktif, sehingga masih membutuhkan guru pendamping.

"Di SDN Kebonagung,  jumlah murid sebanyak 980, dua puluh satu diantaranya PDBK , yang dibagi kedalam 30 rombongan belajar (Rombel). Dari sisi prestasi baik akademisnya maupun non akademik,   PDBK tidak kalah dengan siswa reguler, seperti kegiatan ekskul sepak bola dan drum band. Melalui kegiatan ini mereka juga menorehkan prestasi, "terang Hamidah.

Menjadi Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) tidak serumit yang dibayangkan dan juga tidak semulus seperti yang diharapkan. Masalah pasti ada. Namun sekolah ini punya kiat untuk menuntaskan masalah tersebut.

Untuk internal sekolah, selalu diadakan meeting yang melibatkan kelompok kerja guru antar kelas dan antar Mapel. Cara berikutnya, melalui pendampingan oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah di setiap kelas dengan menggunakan RPP yang sudah dimodifikasi. "Dengan cara seperti ini kami.bisa tahu proses assessment oleh guruh inklusi dan cara menangani PDBK yang terintegrasi dengan proses belajar murid reguler, "jelas Hamidah saat mendampingi tim dari Unicef.

Ganjalan yang sering muncul justru dari orang tua PDBK sendiri. Ada yang belum bisa menerima kenyataan jika putranya penyandang disabilitas. Rasa malu jika putranya disebut berkebutuhan khusus. Bahkan menolak pendampingan untuk putra nya..

"Mendapat masalah seperti ini, kami akan memanggil secara personal wali murid tersebut dan kami beri pemahaman terkait kondisi putranya. Dan rata-rata orang tua PDBK tidak paham ketunaan yang disandang putra-putrinya, "jlentreh Hamidah.

Harapannya ada kebijakan pemerintah yang bisa membuka pemahaman pada masyarakat utuk layanan pendidikan inklusif di sekolah reguler dari dalam sekolah dan diluar sekolah. Dan sampras :arus disesuaikan dengan kebutuhan disabilitas. (B.)

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan