Pasuruan-Pasline News
Pembangunan polisi kejut di depan kantor Kejaksaan negeri Kota Pasuruan di Jalan Panglima Sudirman, dinilai salah sasaran. Mestinya dibangun di depan sekolahan-sekolahan seperti SDN Kebon Agung dan SMAN 2 Kota Pasuruan. Hal itu disampaikan oleh seorang kader PAN (Partai Amanat Nasional) dalam acara, Kegiatan Jaringan Aspirasi Masyarakat Reses Tahun 2019, H. Aris Budi Prasetyo, Anggota DPRD Kota Pasuruan Periode 2019-2024, di gedung Futsal Aris Putra, Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jumat (12/12).
Selain salah sasaran, polisi kejut yang berada di depan kantor Kejaksaan negeri Kota Pasuruan dinilai terlalu tebal. Seringkali pedagang bakso dan mie goreng harus kehilangan mangkok dan piringnya. Begitu melintas di polisi kejut, barang+barang di dalam rombong terpental, hingga jatuh dan pecah. Tukang becak juga merasakan ketidak nyamanannya ketika melintas di polisi kejut. Apalagi yang muat barang-barang berat, seperti buah pisang dan buah kelapa, mengeluhkan peleg rodanya mulai mulet (bengkok).
Selain itu, pengaduan konstituen juga berkaitan dengan pelayanan rumah sakit Purut. Salah satu konstituen menanyakan, apakah kartu KIS masih berlaku atau tidak. Masalahnya, manajemen rumah sakit dinilai memberlakukan standart ganda. "Pengalaman saya waktu istri saya masuk IGD Rumah Sakit Purut. Berbekal kartu KIS ( Kartu Indonesia Sehat), berharap dapat pelayanan bagus dan rawat inap yang nyaman, walau kelas 3. Namun saat istri saya diperiksa oleh dokter, si dokter bilang istri saya tidak apa-apa dan cukup rawat jalan.
Berbeda dengan keponakan saya yang sakit dan masuk IGD beberapa waktu lalu tanpa menggunakan KIS atau BPJS. Alias pasien umum. Pihak rumah sakit malah menawari untuk rawat inap. Padahal penyakitnya sama dengan istri saya , "ungkap salah satu konstituen.
Selain dua pengaduan tersebut, konstituen juga memaparkan usulan, berupa pembangunan rambu-rambu di jalan depan makam Purut ll. Karena setiap malam minggu, jalanan tersebut digunakan untuk balapan motor jalanan liar yang beresiko tinggi.
Sejatinya, di sepanjang jalan tersebut pernah di bangun polisi tidur. Namun para tokoh sesepuh kampung melarangnya. Alasannya, mengganggu pengantar jenazah ke makam Purut ll. Selain itu, juga mengganggu pedagang keliling. "Usulan kami agar sepanjang jalan depan makam diberi rambu-rambu, mungkin dengan rambu-rambu masyarakat akan lebih berbudaya lalu lintas yang baik, "usul salah satu konstituen.
Mendapat pengaduan dan usulan dari konstituennya, Aris berjanji akan menindak lanjutinya berkoordinasi dengan OPD terkait, Dinas Perhubungan dan Dinas PUPR Bina Marga. Untuk pelayanan rumah sakit, Aris akan berkoordinasi dengan Dinas kesehatan. Dan akan.membawa masalah tersebut dalam.pemandangan.umum Fraksi di Rapat Paripurna mendatang.
Seperti biasa, reses H. Aris Budi selalu dibanjiri konstituen. Sekitar dua ratus peserta mengikuti acara tesebut. Dan acara yang paling ditunggu adalah bagi-bagi doorprize berupa, beras, gula dan minyak goreng.(B.)