Pasuruan-Pasline News
Kejutan, Budi Widayat hadir di kantor DPC Partai Hanura , Sabtu (21/19), untuk mengambil form lamaran bakal calon kepala daerah (Bacakada) dari Partai Hanura dalam pemilihan kepala daerah ( Pilkada ) Kota Pasuruan tahun 2020 mendatang. Pensiunan pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Pasuruan tersebut diluar dugaan ikut meramaikan bursa pilkada Kota Pasuruan. Yang menarik, dia tidak melamar sebagai calon walikota tapi justru membidik wakil walikotanya.
"Saya ini dibentuk menjadi birokrat. Saya memilih wakil walikota sebab saya paham betul soal birokrasi. Dan birokrasi lebih pas untuk ruang wakil walikota. Walikotanya biar diisi orang partai, "ujar Budi saat mengambil formulir pendaftaran.
Dia menambahkan, kenapa memilih Partai Hanura, karena Partai Hanura di Kota Pasuruan mengalami kemajuan yang signifikan. Di pileg 2019 kemarin, bisa menambah satu kursi menjadi tiga kursi di DPRD. Hal tersebut menurutnya sebagai bukti kader Hanura di akar rumput sangat solid. Tapi yang paling penting kedekatannya dengan ketua Hanura, Farid Misbah sudah berjalan lama." Mas Farid tahu saya dan saya juga tahu mas Farid. Saya dulu sering berdebat dengan mas Farid ketika ngurusi anggaran daerah, ucapnya.
Budi Widayat hadir di kantor DPC Partai Hanura di Jalan Patimura, Kelurahan Kerampyangan, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, bersama tim suksesnya dan di dampingi dua putra kesayangan.
Kehadiran Budi Widayat diterima ketua dan jajaran pengurus Partai Hanura, khusunya tim 13 Partai Hanura. Achmad Fauzan ketua tim 13, dalam sambutannya, memaparkan kondisi partai dan tahapan-tahapan proses pendaftaran, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi bakal calon kepala daerah.
Ketua DPC Partai Hanura, Farid Misbah Ketua DPC, dalam sambutannya menyampaikan kondisi nyata kota Pasuruan. Dia sangat prihatin, dengan kinerja pemerintah saat ini yang dinilai kurang maksimal. Sebagai contoh silpa Kota Pasuruan sebesar Rp 216 milyar, adalah terbesar se- Indonesia.
Menurutnya, Di Pilkada Tahun 2020 mendatang partai politik sebagai salah satu instrumen yang menghasilkan pemimpin harus sesuai yang di harapkan oleh warga Pasuruan. Yakin pemimpin yang memiliki kreteria, kredibel, komitmen dan loyalitas tinggi, yang paham kondisi kota Pasuruan yang agamis dan hiterogen. Serta dengan syarat saling kenal, saking tahu, saling mengerti saling percaya dan saling bekerja sama, "Oleh sebab itu siapapun calon yang di usung Partai Hanura wajib jadi. Artinya, tidak melenceng dari tataran Partai Hanura, "tegas Farid.(B.)