Pasuruan-Pasline News
Keberadaan Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia, mendapat secercah harapan untuk kembali bergeliat, setelah sekian lama dirundung mati suri akibat gempuran produk-produk asing terutama Tiongkok.
Secercah harapan itu datang dari perusahaan produsen baja, PT. Indo Baja Primamurni (IBPM). Kepedulian IBPM untuk menegakan muka IKM di Indonesia dituangkan dalam bentuk kerjasama yang ditandatangani tanggal 27 September 2019 lalu, untuk memproduksi cangkul.
Langkah awal, kerjasama tersebut dibangun dengan IKM di daerah Sidoarjo dan Kota Pasuruan. Hal tersebut disampaikan oleh General Manager IBPM, Titus Rudi Teguh Yuwono saat menerima kehadiran Direktur Jendral iIndustri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Gati Wibawaningsih, S.Teks, M.A, di Kota Pasuruan, Rabu (18/12/19)
Titus menuturkan, kerja sama tersebut dibangun dengan skema kemitraan, sebagai tindak lanjut dari kebijakan pemerintah pusat yang melarang impor alat pertanian terutama cangkul. IBPM memproduksi cangkul setengah jadi (75%) dan yang 25 % dilanjutkan IKM. Dengan skema 75-25 memudahkan IKM untuk memfinishing cangkul. Sedangkan IBPM memproduksi bagian - bagian cangkul yang membutuhkan peralatan berat, canggih dan ber harga mahal.
Cangkul produksi kolaborasi IBPM dan IKM tersebut berkualitas tinggi. Tanpa pengelasan tradisional dan menggunakan material SUP 9 (Grade Spring Steel) yaitu baja yang biasa di pakai pir mobil. Diproses dengan menggunakan mesin power pres kapasitas besar. dengan kapasitas produksi 132.000 pcs per bulan. Dijamin, tahan lama dan kuat.
"Dengan material yang berkualitas dan proses produksi menggunakan mesin-mesin berkualitas menghasilkan out put yang berkualitas pula. Oleh sebab itu, cangkul dengan merek dagang Barong telah mengantongi sertifikat SNI (Standart Nasional Indonesia) 0331: 2018, "ucapnya.
Disisi IKM, misalnya 10 IKM di Kota Pasuruan yang tergabung di Koperasi Logam Jaya Abadi, sangat terbantu dengan model kemitraan tersebut. Aktifitas produksi kembali berjalan secara kontinyu karena adanya suplai bahan setengah jadi yang berkualitas dan berstandar SNI dari perusahaan IBPM. Hal tersebut sangat membantu dari sisi produksi dan penjualan.
"Kemitraan tersebut tidak hanya produk cangkul, tapi bisa produk alat-alat pertanian lainnya. Seperti Gerek, alat untuk mengunduh kelapa sawit. IBPM juga memberi kebebasan mitra IKM untuk membuat merek dagang sendiri, "kata Pujianto, Ketua Koperasi Logam Jaya Abadi.
Pujianto menambahkan, Kerjasama tersebut beda dengan kemitraan bapak angkat dan anak angkat dijaman orde baru. Konsep kemitraan tersebut adalah sebuah kerjasama yang dilandasi profesionalitas. IBPM menyiapkan barang setengah jadi dengan kualitas tinggi, lalu dijual ke mitra. Setiap mitra membeli minimal 1000 pcs.
"Kami baru bermitra dengan IBPM. Saat ini kami hanya mampu membeli produk cangkul setengah jadi 1000 pcs. Selanjutnya kami finishing. Ditahapan finishing kami tidak ada masalah. Namun, disektor pemasaran kami masih kesulitan. Kami paham kalau potensi pasar terbuka lebar, tapi kami pemain baru disini. Oleh sebab itu kami butuh bantuan pemerintah Kota Pasuruan untuk membantu promosi produk kami, "jlentrehnya.(B.)