Pasuruan-Pasline
Pancasila tidak bisa menggantikan kitab suci agama apapun, namun Pancasila tidak bertentangan dengan kitab suci agama apapun. Itulah pandangan hubungan antara Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dan agama sebagai sebuah ajaran yang dimiliki setiap individu masyarakat Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Syarifudin, ketua forum komunikasi umat beragama.( FKUB) propinsi Jatim, saat memberikan materi dalam acara, Peserta Kegiatan Pemantapan Forum Pembauran Kebangsaan, dengan tema; Pembauran Kebangsaan Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Oleh Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik kota Pasuruan, Bidang Ketahanan Bangsa Dan Kemasyarakatan, di gedung Wolu, Kamis (12/09/19).
Dia menjelaskan, semua agama dengan kitab sucinya mengajarkan kebaikan yang sifatnya universal, kalau hal tersebut sudah disadari oleh semua elemen masyarakat, maka akan tercipta harmonisasi.
Sebelumnya, Acara dibuka oleh Wakil Wali (Wawali) Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo. Dalam pidatonya, Teno sapaan akrab Wawali mengatakan, sejak Empu Tantular menulis Bineka Tunggal Ika di dalam kitab SotaSoma. Sejak itu pula terjadi toleransi antar suku, agama dan kelompok-kelompok kepercayaan. Toleransi tersebut terjaga dan berkembang hingga saat ini. Jika terjadi gesekan, bisa segera dipadamkan dengan nilai-nilai Pancasila. Potensi munculnya gesekan tersebut disebabkan oleh ketimpangan ekonomi, lemahnya pemahaman politik dan dunia pendidikan yang tidak merata.
Gus Dur seorang bapak bangsa telah memberi contoh, hidup berdampingan di antara hal yang berbeda. Pembauran bagian penting dalam kerukunan. "Saya berharap masyarakat Pasuruan tidak terprovokasi berita hoax. Yang akan muncul opini di masing -masing golongan. Bagaimanapun kebenaran pasti menang, "tegas Teno.
Diakhir pidatonya, Teno berpesan, "Konflik terjadi pada diri kita, konflik terjadi di dekat kita, konflik yang terjadi tidak jauh dari kita. Dan konflik yang terjadi karena pengaruh orang yang jauh dari kita. Kita harus waspada".
Kepala Bidang Ketahanan Bangsa Dan Kemasyarakatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Pasuruan, Heri Sutarma mengatakan, tujuan acara tersebut untuk meningkatkan kesadaran persatuan dan kesatuan bangsa menciptakan harmonisasi dengan saling menghargai agar Kota Pasuruan senantiasa kondusif. "Menghargai satu sama lain akan tercipta toleransi antar etnis, agama, dan golongan apapun. Dengan toleransi akan tercipta kondisitas, aman, damai dan sejahtera, "terang Heri.
Acara tersebut dihadiri 190 peserta dari tokoh -tokoh agama, tokoh etnis, tokoh kebudayaan, tokoh penghayatan kepercayaan, ketua LSM dan utusan kelurahan se- Kota Pasuruan. Dengan pembicara Sulistiyo, dan Rahmad Cahyono serta Syarifudin, ketua FKUB Provinsi Jatim. (B.)