Featured Post

Upaya Angkat Olahan Bandeng Jelak Menjadi Komoditi Unggulan Kota Pasuruan. Oleh: Mulyo Prabowo

Gambar
Poklasar Jelak Joyo Food menunjukan salah satu kreasi olahan bandeng jelak. Pasuruan-PaslineNews  Nama bandeng jelak sudah tidak asing ditelinga masyarakat Pasuruan. Jenis ikan bersisik keperakan hasil budidaya petambak di Pedukuhan Jelak, Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan  itu sangat disukai karena rasa dagingnya lebih gurih, lembut dan tidak bau tanah. Ketua Kelompok Pengelola dan Pemasaran (Poklasar) produk olahan bandeng  Jelak Joyo Food (JJF), Nurhayati mengatakan, bandeng jelak memang sedikit berbeda dibanding ikan bandeng dari daerah lain. Selain rasanya lebih gurih dan tidak bau tanah, perbedaan itu terlihat dari bentuk fisiknya. Bandeng jelak memiliki ukuran sedikit lebih kecil tapi berisi. Rata-rata perkilonya berisi empat ekor, atau sekitar 2,5 ons per ekornya dalam kondisi segar.  Ciri lainnya, bandeng jelak bibirnya berwarna merah. Sehingga banyak orang menyebutnya dengan si bibir merah, atau ikan bergincu. "Itu ciri fisik khas bandeng jelak y

Harga Bahan Baku Logam Naik 100% Industri Logam Rumahan Di Kota Pasuruan Megap-Megap



Pasuruan-Pasline

Pengrajin logam di Kota Pasuruan semakin tidak menentu. Hidup segan mati tidak mau, akibat kenaikan harga bahan baku yang merangkak naik hampir 100% sejak tiga tahun terakhir. Sebagai gambaran, harga satu batang as besi ukuran panjang 1 meter diameter 16 mm dari harga Rp 80 ribu tiga tahun lalu, sekarang menjadi Rp 153 ribu, Biasanya harganya fluaktif atau naik turun dari harga normal Rp 80 ribu naik paling tinggi Rp 100 ribu. Satu hingga dua bulan kemudian turun lagi ke harga semula. Namun kali ini belum ada tanda-tanda turun, bahkan ada kemungkinan naik lagi.

Seperti dialami Affan, salah seorang pengrajin rumahan di Kelurahan Mayangan, Kota Pasuruan. Dia merasa semakin berat dengan kenaikan harga bahan baku(BB) logam, yang menurutnya paling  ekstrim."kenaikan ini paling ekstrim sejak jaman mbah saya dulu. Tidak ada regulasi apapun dari pemerintah untuk menurunkan harga BB. Sepertinya pemerintah sekarang sudah tidak peduli nasib pengrajin kecil, "ucapnya.

Lanjut Affan, dengan kenaikan harga tersebut, omsetnya mengalami penurunan hingga 60%. Hal ini mengakibatkan banyak home industri logam yang gulung tikar alias bangkrut. "Bahan baku naik ekstrem memaksa kami menaikan harga. Konsumen kamipun beralih ke produsen lain. Bahkan ada yang membeli produk dari negeri China. Tidak dipungkiri, diantara kami banyak yang menutup usahanya. saat ini  hanya tersisa dua perajin, Itupun kondisinya kembang kempis. Dulu ada 5 perajin. Kalau satu kelurahan Mayangan sekarang tinggal sekitar 25 perajin, "jelas Affan.

Dia tidak habis pikir, kenapa bisa seperti ini kondisinya. Kenapa tidak ada regulasi dari pemerintah untuk mengatasi melonjaknya harga BB. "Kata orang, ini dampak dari perdagangan bebas dunia. Kami hanya bisa membuat barang logam dan  kami tidak tahu apa itu perdagangan bebas atau ekonomi global, "kata Affan, polos.(B.)

Postingan populer dari blog ini

Anggur Wirogunan Andalan Pertanian Kota Pasuruan

Porprov Jatim VIII /2023, Kontingen Kota Pasuruan Tanpa Pencak Silat

Daftarkan 30 Bakal Calegnya, Partai Gerindra Bertekad Menang di Kota Pasuruan